Negara Kamboja mendapat banyak pengaruh dari negara lain seperti yang bisa dilihat dari ibukota Phnom Penh. Peradaban Kamboja sudah menyerap pengaruh dari Cina dan India selama lebih dari 2000 tahun. Kerajaan Kamboja mencapai puncak kejayaan di abad ke-12 ditandai dengan pembangunan kompleks candi yang hingga kini dikenal dengan Angkor Wat.
Setelah itu, Kamboja mengalami kemunduran dan menjadi koloni dari Perancis. Kamboja kemudian mengalami berbagai gejolak perang, kembali mengalami penjajahan namun kali ini oleh Jepang. Meskipun sudah mendapatkan kemerdekaan, Kamboja masih mengalami ketidakstabilan politik sampai beberapa waktu. Khmer Merah menghancurkan pemerintahan pada 1975-1979. Akibatnya, ada paling tidak 1,5 juta rakyat Kamboja yang mati ataupun terbunuh.
Kamboja kemudian memulai proses pemulihan di bawah kepemimpinan Republik Rakyat Kampuchea. Tahun 1990, Kamboja mendapatkan otonomi politiknya kembali melakukan pembangunan pemerintahan serta melakukan pemilihan umum. Begitu pun dengan perekonomiannya.
(Lihat juga mengenai Kondisi Geografis Indonesia)
Kondisi Umum Daratan Kamboja
Ciri khas kondisi geografis Kamboja yang pertama dapat dilihat dari ukuran dan kondisi umum daratannya. Luas daratan Kamboja sekitar sepertiga dari luas Negara Perancis dan sedikit lebih besar dari Missouri, negara bagian Amerika Serikat.Kamboja berbatasan langsung dengan Thailand di sebelah barat dan barat laut. Sementara itu, di sebelah timur laut negara ini berbatasan dengan Laos, dan di sebelah timur dan tenggara berbatasan dengan Teluk Thailand. Kamboja memiliki panjang maksimum 450 km dari sisi Utara ke selatan dan 580km dari sisi timur ke barat.
Catatan: untuk mengetahui lebih jelas posisi Kamboja di peta dunia, silahkan lihat Peta Kamboja
Keadaan Relief Kamboja
Relief Kamboja ditandai dengan dataran aluvial tengah yang relatif rendah dan dikelilingi oleh pegunungan rendah dan dataran tinggi, termasuk Great Lake serta hulu Sungai Mekong. Di wilayah tengah ini terdapat pula dataran transisi dengan hutan tipis dan naik pada ketinggian 200 meter di atas permukaan air laut.Sebelah utara dataran Kamboja berbatasan langsung dengan tebing batu pasir. Tebing ini menghadap ke arah selatan dan membentang sepanjang 320km dari arah barat ke timur. Kemudian pada ketinggian 180-550m naik tiba-tiba. Inilah yang menandai batas bagian selatan Pegunungan Dangrek. Sementara itu, Sungai Mekong mengalir ke bagian selatan melalui wilayah timur Negara Kamboja.
Dataran transisi ini kemudian bergabung secara bertahap dengan dataran tinggi timur di bagian sebelah timur Sungai Mekong. Wilayah ini merupakan pegunungan berhutan serta dataran tinggi yang membentang ke arah Negara Laos dan Vietnam. Di bagian barat daya, terdapat dua blok dataran tinggi berbeda, yaitu Pegunungan Cardamom dan Pegunungan Elephant yang kemudian membentuk wilayah dataran tinggi lain mencakup sebagian besar daratan Tonle Sap dan Teluk Thailand.
Puncak tertinggi Kamboja yang berada di puncak Gunung Aoral memiliki ketinggian 1.813 meter. Gunung ini berada di daerah yang terpencil dan sebagian besarnya tidak berpenghuni. Sementara itu, di wilayah pantai selatan, tepatnya yang berbatasan dengan Teluk Thailand merupakan jalur dataran rendah yang sempit. Di wilayah ini terdapat hutan lebat serta penduduknya jarang. Wilayah ini merupakan wilayah yang terisolasi oleh dataran tinggi barat daya.
Sistem Drainase dan Sungai di Kamboja
Hal yang sangat khas dari kondisi geografis Kamboja yaitu dari keadaan hidrologinya. Kamboja memiliki dua fitur hidrologi yang dominan, yaitu Sungai Tonle Sap dan Sungai Mekong. Sungai Mekong memiliki hulu di dataran tinggi Tibet dan bermuara di Laut China Selatan. Sungai ini masuk ke Kamboja dari Negara Laos di Air Terjun Khone.Sungai Mekong terus mengalir hingga ke selatan ke daerah perbatasan Vietnam. Mekong kemudian terhubung ke Sungai Tonle Sap di tepi Sungai Sab. Saat musim hujan yang terjadi selama pertengahan bulan Mei hingga permulaan Oktober, volume air di Sungai Mekong cenderung sangat besar. Namun air tersebut kembali mengalir ke Sab dan Tonle Sap sejauh 105km ke arah barat laut.
Proses ini justru berbanding terbalik saat musim kemarau dan ketika permukaan air Sungai Mekong turun. Air mengalir pertama kali dari Tonle Sap lalu kembali ke Sungai Mekong. Bisa dilihat disini arah alirannya berubah. Hasil dari adanya fenomena tahunan ini menjadikan Tonle Sap sebagai salah satu sungai penghasil ikan air tawar terbesar di dunia.
Karakteristik Tanah di Kamboja
Tanah di Kamboja sebagian besar adalah tanah berpasir yang miskin nutrisi. Daerah Tanah Merah di sebelah timur Kamboja masih relatif cocok untuk dijadikan lahan untuk ditanami tanaman komersial seperti kapas dan karet.Terjadinya fenomena banjir tahunan di S.Mekong selama musim hujan menghasilkan banyak endapan tanah aluvial. Endapan inilah yang mengandung banyak nutrisi dan menjadikan wilayah dibagian tengah negara ini lebih subur. Sistem S.Mekong menjadi sangat vital karena menghasilkan sistem irigasi alami untuk pertanian padi.
Kodisi Iklim di Kamboja
Karakteristik kondisi geografis Kamboja selanjutnya berhubungan dengan iklim. Iklim di Kamboja dipengaruhi oleh angin musim dan menghasilkan dua musim utama. Pertengahan Mei sampai awal Oktober terjadi angin kencang yang berasal dari angin barat daya membawa hujan yang lebat sekaligus kelembaban yang tinggi.Awal November sampai pertengahan bulan Maret, terjadi angin yang sifatnya lebih ringan namun lebih kering. Sementara itu, musim hujan timur laut yang membawa variasi kekeruhan, curah hujan dengan intensitas jarang serta kelembaban lebih rendah. Cuaca yang terjadi pada musim-musim ini sifatnya transisi.
Suhu rata-rata maksimum di Kamboja cukup tinggi, hingga mencapai 28°C yang terjadi pada bulan Januari, sedangkan paling panas terjadi pada bulan April hingga mencapai 35°C. Curah hujan tahunannya tergolong bervariasi di seluruh wilayah negeri.
Wilayah lereng ke arah laut memiliki curah hujan 5.000 mm sedangkan di wilayah dataran rendah curah hujannya hanya 1.270-1.400 mm. Tiga perempat curah hujannya terjadi selama bulan-bulan saat musim hujan barat daya terjadi.
Persebaran Flora dan Fauna di Kamboja
Sebagian besar wilayah Kamboja berhutan lebat, namun di wilayah dataran rendahnya tertutup sawah, rumput alang-alang, ladang untuk tanaman kering serta hutan tipis. Sementara itu, di dataran transisi didominasi oleh padang Savana dengan ketinggian rumput mencapai 1,5m. Sedangkan dataran tinggi timurnya tertutup hutan gugur dan rumput. Daerah pegunungan utara banyak ditumbuhi hutan cemara berdaun lebar.(Baca juga tentang contoh flora dan fauna di Indonesia)
Dataran tinggi di barat daya banyak ditemukan hutan pinus terbuka, terutama di area yang lebih tinggi. Sementara di sepanjang jalur pantai merupakan hutan hijau sepanjang tahun sampai hutan bakau yang sifatnya tidak bisa ditembus. Wilayah hutan di timur laut Kamboja, banyak terdapat populasi hewan liar seperti sapi liar, gajah, beberapa spesies rusa dan badak.
Namun, populasi tersebut saat ini berkurang tajam karena perburuan dan hilangnya tutupan hutan. Sebagian kecil dari populasi ini mungkin masih bisa ditemukan bersama beberapa spesies macan tutul, harimau serta mamalia kecil lainnya. Sementara itu, untuk spesies burung, terdapat beberapa spesies yang umum ditemui seperti bangau, burung merak, pelikan dan lain sebagainya.
Demikian tadi informasi tentang kondisi geografis negara Kamboja secara lengkap. Mempelajari karakteristik dan kondisi geografis suatu negara akan semakin memperkaya wawasan akan negara tersebut. Hal ini karena meskipun berada di satu wilayah (region) yang sama, setiap negara akan memiliki kondisi geografis yang berbeda.