Negara Brunei Darussalam membagi wilayah negaranya menjadi dua segmen yang masing-masing tidak saling terhubung serta ukuran masing-masing segmen juga tidak sama. Segmen barat merupakan wilayah yang lebih besar dimana di dalamnya terdapat ibukota negara, yaitu Bandar Seri Begawan.
Brunei Darussalam mendapatkan kemerdekaannya atas protektorat Inggris pada tahun 1984. Negara ini sudah menjadi negara protektorat Inggris sejak tahun 1988. Selain menjadi negara anggota ASEAN, Brunei Darussalam ini juga merupakan anggota dari Persemakmuran.
Saran: untuk lebih mengetahui posisi negara ini dalam peta dunia, silahkan lihat Gambar Peta Brunei Darussalam.
Relief, Drainase dan Tanah di Brunei
Negara Brunei Darussalam terdiri atas dataran pantai yang sempit di bagian utara. Pantai sempit ini kemudian memberikan jalan menuju ke perbukitan terjal yang ada di bagian selatan. Titik tertinggi Negara Brunei Darussalam berada di Puncak Pagon dengan ketinggian mencapai 1.800 meter dan terletak di bagian tenggara.Wilayah Brunei dialiri oleh Sungai Belait dan Sungai Tutong di wilayah bagian barat. Sedangkan di wilayah timur, dilalui oleh aliran Sungai Pandaruan dan Tembuorong. Semua aliran ini kemudian bermuara di Laut Cina Selatan.
Ciri khas kondisi geografis Brunei Darussalam ini juga dapat dilihat dari kondisi tanahnya. Tanah aluvial banyak ditemukan di negara ini, khususnya di sepanjang pinggiran sungai dan di beberapa bagian dataran banjir di sekitar pantai. Tanah jenis ini menawarkan potensi pertanian yang bagus. Pasir kuarsa putih juga teridentifikasi di beberapa wilayah negara ini.
(Baca juga Kondisi Geografis Kalimantan)
Iklim di Brunei Darussalam
Iklim di Negara Brunei Darussalam dipengaruhi oleh angin muson Khatulistiwa. Angin musim timur laut yang biasanya bertiup dari bulan Desember sampai bulan Maret. Sedangkan angin musim barat berhembus mulai dari Bulan Mei sampai bulan September. Sementara itu, Bulan April, Bulan Oktober dan November merupakan bulan-bulan yang dinamakan dengan bulan transisi.Untuk kondisi suhu di Negara Brunei Darussalam sendiri terbilang relatif hangat sepanjang tahun. Suhu ini biasanya akan mengalami penurunan hingga mencapai suhu 70°F atau sekitar 23°C di pertengahan tahun. Kemudian suhu ini akan mengalami kenaikan lagi menjadi 90°F atau sekitar 32°C setiap harinya.
Dari aspek curah hujan, curah hujan rata-rata di negara ini adalah 115 inchi atau bisa mencapai 2.900 mm per tahun. Curah hujan tersebut biasanya terjadi di kawasan atau daerah pantai. Namun ketika sudah bergeser lebih jauh menuju ke daerah pedalaman, maka curah hujan ini pun akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 150 inci atau mencapai 3.800 mm per tahun. Curah hujan ini biasanya akan mengalami peningkatan dan menjadi lebih tinggi mulai dari bulan Oktober sampai bulan Januari. Setelah itu, curah hujan akan kembali ringan mulai dari bulan Maret sampai bulan Agustus.
Persebaran Flora dan Fauna Brunei Darussalam
Kehidupan flora dan fauna negara Brunei Darussalam ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan negara Indonesia. Karena secara geografis menempati wilayah yang sama yaitu di Pulau Borneo. Antara tiga perlima atau lebih wilayah negara ini tertutup oleh jenis hutan hujan tropis perawan. Sedangkan sisanya, yaitu seperlima bagiannya adalah hutan sekunder.(Lihat juga mengenai Kondisi Geografis Malaysia)
Hutan hujan di negara ini didominasi oleh vegetasi tanaman berkayu keras, seperti tanaman dari famili Dipterocarpaceae (utamanya yang paling banyak ditemui adalah dari genus Shorea). Tak hanya itu, sebagian besar vegetasi yang ada di dalam hutan negara ini merupakan vegetasi yang memiliki nilai komersil.
Brunei Darussalam memiliki hamparan wilayah perairan air tawar serta rawa gambut dengan jumlah yang cukup luas. Rawa gambut ini biasanya banyak ditemukan di dataran rendah yang berada diantara Sungai Belait dan Sungai Tutong. Kedua sungai tersebut pada dasarnya juga tidak memiliki sistem pengairan atau drainase yang baik. Sedangkan kawasan rawa-rawa bakau lebih banyak ditemukan di sepanjang tepi sungai yang relatif lebih rendah serta di daerah pantai yang terlindung.
Di lain sisi, vegetasi di daerah hutan hujan yang dapat dikategorikan cukup kompleks menyediakan ceruk atau tempat bagi beragam spesies fauna atau hewan. Beberapa fauna yang bisa ditemukan di wilayah hutan hujan di negara Brunei Darussalam ini antara lain adalah spesies monyet dengan belalai, ada pula monyet daun, siamang dan kera ekor kuda.
Sementara itu, untuk spesies fauna lain adalah siamang, beruang madu, trenggiling, rusa sambar, kelelawar serta masih banyak jenis mamalia lainnya. Untuk spesies burung, diantara spesies burung di Brunei Darussalam yang paling terkenal adalah burung Rakong dan burung pegar. Beberapa spesies reptil juga bisa ditemukan di wilayah negara ini, termasuk diantaranya adalah phyton reticulated berukuran besar yang mendiami daerah rawa-rawa serta di hutan negara.
Pola Pemukiman di Brunei Darussalam
Di kawasan Brunei Darussalam, terdapat wilayah dataran tinggi berhutan. Wilayah ini relatif jarang dihuni, meskipun itu oleh masyarakat adat yang menerapkan sistem pertanian berpindah tempat. Sementara di segmen atau bagian barat negara ini, yaitu tepatnya di daerah Iban dan Belait biasanya menempati wilayah di bagian paling barat dan dekat dengan perbatasan negara Sarawak. Untuk masyarakat Kedayan sendiri lebih terkonsentrasi di wilayah kawasan timur dan tengah. Kadazab biasanya hidup terutama di wilayah pedesaan bagian timur hingga tengah.Suku Murut serta Suku Bisaya mayoritas menempati bagian di sebelah timur negara Brunei Darussalam. Sementara itu orang Melayu relatif lebih tersebar di kota-kota dan di desa-desa di pesisir pantai dan sungai di seluruh penjuru wilayah negeri. Untuk etnis atau suku minoritas Cina bertempat tinggal terkonsentrasi di daerah perkotaan.
Kurang lebih dua pertiga dari populasi penduduk Brunei dapat dijumpai di sekitar wilayah Bandar Seri Begawan, yang merupakan ibukota sekaligus kota paling besar di negara ini. Kota Bandar Seri Begawan ini terletak sekitar 14 km dari mulut sungai Sungai Brunei, yaitu Teluk Brunei. Wilayah yang berdekatan dengan bagian yang lebih modern di kota merupakan bagian yang lebih tua, yang biasa disebut dengan Kampong Ayer.
Di wilayah Kampong Ayer inilah masyarakat Melayu Brunei bertempat tinggal di rumah-rumah yang mereka bangun di atas panggung yang berada di sepanjang ceruk sungai. Daerah yang mengitari Kota Kuala Belait dan Seria, keduanya berada di zona yang terkenal sebagai zona yang kaya minyak di wilayah pantai barat daya. Wilayah ini merupakan wilayah negara dengan populasi penduduk paling padat di negara Brunei ini.
Nah, demikian tadi adalah penjelasan lengkap tentang karakterteristik kondisi geografis Brunei Darussalam. Negara dengan luas wilayah yang tidak begitu besar dan berada di kawasan Asia Tenggara ini ternyata memiliki beberapa kesamaan dengan kondisi geografis Indonesia.
Selain terletak terletak di kawasan tropis yang sama, negara ini juga menempati pulau yang sama dan saling berbagi wilayah dengan Indonesia dan Malaysia, yaitu Pulau Borneo. Dengan mempelajari kondisi geografis suatu negara, maka akan menambah pengetahuan tentang negara tersebut, meskipun bukan negara kita sendiri.