Kenampakan hujan deras di Indonesia. |
Berdasarkan proses terbentuknya, ukuran, dan jenis partikelnya, hujan yang terjadi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Yuk, mengenal contoh jenis hujan yang sering terjadi di Indonesia.
Jenis-Jenis Hujan yang Ada di Indonesia
Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan yang berasal dari atmosfer yang membeku atau berbentuk cair ke permukaan ini dalam bentuk cairan. Dalam prosesnya, hujan membutuhkan peran dari lapisan atmosfer yang tebal untuk mendapatkan suhu yang tepat, yaitu suhu di atas titik leleh es yang berada dekat dengan dan di atas permukaan bumi.Indonesia sebagai negara tropis, sudah pasti mengalami hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Namun tak hanya itu saja, jenis hujan yang ada di Indonesia juga beragam.
Untuk lebih memahami tentang hujan di indonesia, berikut ini adalah beberapa contoh jenis hujan yang sering terjadi di Indonesia, yang dikelompokkan berdasarkan proses terjadinya serta ukuran dan jenis partikel hujannya.
Hujan di Indonesia Berdasarkan Proses Terjadinya
1. Hujan FrontalBerdasarkan proses terjadinya, jenis hujan pertama yang biasa terjadi di wilayah Indonesia adalah hujan frontal. Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi sebagai akibat dari pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin yang bertemu di tempat dengan nama bidang front. Pertemuan tersebutlah yang menyebabkan massa udara dingin ada di bagian bawah kemudian menstimulasi hujan di wilayah sekitar bidang front.
Hujan ini juga sering disebut sebagai hujan konvergen. Hal tersebut karena hujan ini terjadi dari awan yang terbentuk karena proses konvergensi udara. Karena itulah disebut juga dengan hujan konvergen.
2. Hujan Zenithal
Selanjutnya adalah hujan zenithal yang terjadi sebagai akibat dari pertemuan antara angin pasat tenggara dan timur. Pertemuan ini menghasilkan udara panas yang naik ke atmosfer sehingga kemudian suhu di sekitarnya menurun perlahan.
Akibatnya, kondensasi terjadi secara perlahan hingga awan mencapai pada titik jenuh. Saat itulah hujan Zenithal turun. Hujan zenithal umumnya hanya terjadi di wilayah khatulistiwa.
3. Hujan Siklonal
Hujan Siklonal merupakan jenis hujan berikutnya yang dikelompokkan berdasarkan proses terjadinya. Hujan ini terjadi karena udara panas dari permukaan bumi yang baik kemudian diikuti dengan adanya angin yang berputar di titik tertentu.
Hujan ini memiliki karakteristik atau ciri yang khas dengan adanya mendung yang gelap dan pekat dan terjadinya secara mendadak. Setelah itu, mendung tersebut pun menghasilkan hujan yang sangat deras. Biasanya hujan siklonal ini hanya terjadi di wilayah khatulistiwa.
4. Hujan Orografis
Berikutnya ada hujan yang disebut sebagai hujan orografis. Hujan ini terjadi karena pergeseran awan yang mengarah atau bergerak secara horizontal. Pergerakan awan ini disebabkan oleh angin yang kemudian membawa awan ke daerah pegunungan.
Suhu dingin yang ada di pegunungan kemudian menyebabkan terjadinya kondensasi. Kondensasi berlangsung berangsur-angsur sampai awan mencapai titik jenuhnya sehingga kemudian terjadilah hujan. Jika dilihat dari tempat terjadinya, hujan ini juga disebut hujan pegunungan.
5. Hujan Konveksi
Hujan konveksi adalah hujan yang terjadi akibat awan yang terbentuk oleh proses konveksi. Hujan ini berasal dari awan konveksi, salah satunya adalah kumulonimbus. Hujan ini biasanya jatuh dengan intensitas yang cukup deras dan juga cepat berubah pula.
Umumnya hujan konveksi jatuh di satu wilayah hanya dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena awan konveksi hanya memiliki bentang horizontal yang terbatas pula.
6. Hujan Muson (Hujan Musiman)
Hujan muson terjadi akibat angin yang juga bergerak karena gerak semu tahunan matahari dengan garis balik selatan dan utara. Hujan jenis ini hanya terjadi pada kurun waktu tertentu. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya musim hujan dan kemarau di Indonesia.
Angin muson sering terjadi di Indonesia yang datang pada bulan Oktober-April. Itulah mengapa pada bulan tersebut di Indonesia mengalami musim hujan. Sedangkan di bulan lainnya mengalami musim kemarau. Angin muson juga terjadi pada negara lain di Asia Timur, namun dengan waktu yang berbeda yaitu antara bulan Mei-Agustus.
Hujan di Indonesia Berdasarkan Ukuran dan Jenis Partikelnya
Selain dilihat berdasarkan proses terjadinya, hujan di Indonesia juga dikelompokkan berdasarkan partikelnya. Ada beberapa jenis hujan yang terjadi di Indonesia berdasarkan ukuran dan jenis partikelnya ini, yaitu:- Hujan Gerimis: Dinamakan hujan Gerimis karena jenis hujan ini turun dengan partikel yang berukuran sangat kecil. Butiran air yang turun biasanya memiliki ukuran diameter < 0,5mm.
- Hujan Deras: Hujan yang dikategorikan sebagai hujan deras adalah apabila hujan yang turun memiliki partikel air berukuran > 7,0mm. Jika lebih kecil dari itu, maka tidak bisa disebut hujan deras.
- Hujan Salju: Jenis hujan yang dilihat dari jenis partikel selanjutnya adalah hujan salju. Hujan ini menjadikan partikel berupa kristal es dengan suhu di bawah atau kurang dari 0°C.
- Hujan Es: Ada pula hujan es yang jika dilihat jenis partikel air yang turun tentu padat dari hujan salju. Ukuran partikel yang turun pun lebih besar dari salju dengan suhu yang relatif sama. Namun, hujan ini cukup jarang terjadi di Indonesia.
- Hujan Asam: Jenis hujan terakhir adalah hujan asam yang menjatuhkan partikel air dengan kadar atau tingkat keasaman yang relatif tinggi. Di dalam air hujan ini biasanya mengandung senyawa NO3 atau H2S.
Dari penjelasan di atas, dapat dibuat ringkasan tabel jenis-jenis hujan yang terjadi di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan Proses Terjadinya | Berdasarkan Ukuran dan Jenis Partikelnya |
---|---|
Hujan Frontal | Hujan Gerimis |
Hujan Zenithal | Hujan Deras |
Hujan Siklonal | Hujan Salju |
Hujan Orografis | Hujan Es |
Hujan konveksi | Hujan Asam |
Hujan Muson | - |
Proses Terjadinya Hujan
Proses pembentukan serta turunnya hujan disebut juga dengan siklus hujan. Mulai dari proses pembentukan hingga turunnya hujan ini melibatkan komponen abiotik yang saling terkait satu sama lainnya. Contoh komponen abiotik yang terlibat adalah air, sinar matahari, lapisan atmosfer, dan lain sebagainya.Sebelum turun menjadi hujan, tentunya air akan mengalami proses panjang yang dikenal dengan proses siklus air. Lalu, bagaimana tahapan proses hingga hujan bisa turun ke bumi?, berikut tahapan singkatnya:
- Pemanasan: Diawali dengan proses pemanasan air yang ada di permukaan bumi oleh panas matahari. Pemanasan oleh sinar matahari yang terik ini terjadi secara alami di seluruh permukaan bumi.
- Penguapan: Setelah terjadi pemanasan air di permukaan bumi oleh sinar matahari, proses selanjutnya adalah penguapan. Proses penguapan ini terjadi sebagai akibat dari pemanasan air oleh sinar matahari sehingga air permukaan bumi berubah menjadi uap.
- Pembentukan Awan: Uap air yang terbentuk kemudian naik ke atmosfer bumi. Setelah lama kelamaan atau dalam periode tertentu, awan ini akan terus menggumpal dan membentuk gumpalan awan. Awan yang terbentuk dari uap air ini terus terkumpul dan terakumulasi.
- Turunnya Hujan: Terakhir, awan yang terbentuk dari uap air yang terakumulasi tersebut akan terus mengumpul. Hingga suatu ketika gumpalan awan ini mencapai titik jenuhnya. Karena sudah mencapai titik jenuh, maka air pun akan turun ke bumi kembali sebagai hujan.
Demikian tadi penjelasan lengkap tentang berbagai macam jenis hujan yang terjadi di Indonesia serta sekilas tentang proses terjadinya hujan. Sebagai negara tropis, Indonesia pastinya sering mengalami hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi.
Dengan pengetahuan ini diharapkan Anda sudah bisa tahu bahwa hujan yang sering turun di wilayah Anda sebenarnya masuk dalam kategori mana. Membedakan jenis-jenis hujan sangatlah penting, karena di wilayah Indonesia jenis hujan sangat tergantung pada kondisi geografis suatu wilayah.