Pengertian Litosfer - Sangat sering muncul pertanyaan umum dalam sebuah ujian geologi setara thesis maupun desertasi adalah "apa itu litosfer?", atau terkadang "apa perbedaan antara litosfer dan kerak bumi?". Atau kadang juga jika penguji ingin menjebak "dimanakah posisi litosfer pada bidang MOHO?".
Dalam ilmu bumi, litosfer adalah sebuah konsep fundamental, namun agak membingungkan. Bahkan oleh beberapa geologist sekalipun menyebut litosfer sebagai kerak bumi. Namun, perlu diketahui bahwa Litosfer dan Kerak Bumi TIDAK SAMA. Hal ini karena litosfer didefinisikan oleh sifat fisiknya, sedangkan kerak didefinisikan oleh sifat kimia (atau komposisinya). Jadi sebenarnya pengertian litosfer adalah lapisan yang terdiri dari kerak dan bagian mantel atas.
Ketika kamu membayangkan litosfer, maka kamu akan membayangkan dua pasang kata yaitu: "Litosfer dan Astenosfer" serta "kerak dan mantel". Litosfer dan astenosfer adalah lapisan Bumi yang didefinisikan oleh sifat fisik atau secara khusus, litosfer terdiri dari kerak dan mantel atas (viskositas lebih besar dari 10^21 Pa s) yang dapat berubah bentuk dengan mode rapuh saat dikenai tekanan ~100 MPa, sementara stenosfer lebih bersifat lemah secara mekanis, sedangkan lapisan mantel merupakan lapisan tepat di bawah litosfer (Keary, 1996).
Singkatnya, ketika mengalami "stres" atau tegangan, lapisan litosfer akan berhenti, tetapi astenosfer akan terus bergerak. Pada prinsipnya, litosfer adalah cangkang luar bumi yang dingin serta kaku dan dapat pecah (berubah bentuk dengan mode rapuh) saat dikenai tegangan.
Semua kerak bumi sangat mudah mengalami perubahan bentuk. Selain itu, bagian dari mantel atas juga dapat mengalami deformasi dengan mode rapuh. Litosfer dan astenosfer menghasilkan lempeng tektonik. Litosfer akan terpecah menjadi lempeng tektonik yang perlahan-lahan bergerak di atas astenosfer (lihat disini bukti pergerakan lempeng).
Kedalaman transisi litosfer-astenosfer sangat bervariasi di seluruh Bumi karena bergantung pada rezim termalnya. Litosfer dapat memiliki luas hanya 2 atau 3 kilometer di bawah kerak samudera yang panas dan tipis. Namun, di belakang kerak benua tua dan dingin, litosfer bisa setebal 250 atau bahkan 500 kilometer.
Disisi lain, kerak dan mantel adalah lapisan Bumi yang didefinisikan oleh sifat kimia (atau komposisinya) atau secara khusus kerak terdiri dari batuan kurang padat (misalnya granit, basal, serta gabro), sedangkan mantel terdiri dari batuan padat (terutama peridotit). Kerak terbagi atas kerak samudra yang lebih tipis (kurang dari 10 kilometer) dan kerak benua yang lebih tebal (70 kilometer atau lebih).
Bagaimana sobat, apakah sampai pada bagian ini pemahaman kamu mengenai "pengertian litosfer" sudah mulai terbuka?. Baiklah, mari kita lanjutkan!.
Ahli geologi sebenarnya tidak pernah secara langsung mengamati batas lapisan kerak bumi. Tidak ada seorangpun pernah mengebor hingga mencapai batas lapisan tersebut. Lubang terdalam yang pernah dibor adalah "Kola Superdeep Borehole", mencapai kedalaman sekitar 12 kilometer. Namun, karena lubang ini dibor di kerak benua (kontinen) yang tebal, sehingga lubang itu tidak sampai pada batas lapisan kerak.
Karena ahli geologi tidak bisa secara langsung mengamati batas lapisan kerak (batas litosfer-astenosfer), maka batas tersebut ditentukan oleh pengamatan geofisika. Batas lapisan kerak disebut Mohorovicic Discontinuity atau MOHO. MOHO adalah tempat di mana gelombang "P" seismik tiba-tiba meningkat kecepatannya, mungkin karena gelombang tersebut dapat melakukan perjalanan lebih cepat pada batuan mantel yang lebih padat.
Jadi, sekali lagi ditegaskan disini bahwa litosfer TIDAK SAMA dengan kerak bumi. Sebaliknya, litosfer terdiri atas kerak dan Mantel Atas, sedangkan MOHO BUKAN batas litosfer-astenosfer, tetapi sebaliknya, MOHO adalah batas lapisan kerak bumi.
Referensi: Keary, Philip. 1996. Dictionary of Geology. London: Penguin Books.