Saat ini, sekitar 95% produksi intan dunia berasal dari endapan placer. Placer intan dapat dijumpai di Belgian Congo, Gold Coast, Angola, Sierra Leone, Tanganyika, Brazil, Afrika Selatan. Jumlah yang kecil juga dijumpai di French West Africa, Southwest Africa, British Guiana, Borneo (Kalimantan), Australia, Nigeria, dan Venezuela.
Sepanjang yang diketahui sampai saat ini, intan berasal dari batuan beku ultrabasa (kimberlit atau peridotit) yang terdapat di dalam "pipelike intrusions". Deposit primer tersebut bisa dijumpai di Afrika Selatan, Afrika Tengah, dan di Arkansas. Sedangkan sumber primer dari intan yang ada di Amerika Selatan dan Indonesia (Kalimantan) belum diketahui dengan pasti.
Karena intan tersebar sangat jarang dalam pipes tersebut, maka rasio konsentrasi yang tinggi mutlak diperlukan untuk membentuk endapan placer yang workable. Endapan placer yang paling remarkable di Afrika Selatan adalah di distrik Lichtenburg, yang merupakan saksi dari terjadinya perburuan intan besar-besaran pada tahun 1926.
Batuan pembawa intan (Kiri) & penampang placer aluvial Lichtenburg, Afrika Selatan (Williams dalam Batemen, 1962). |
Di daerah tersebut (Lichtenburg, Afrika Selatan), saat kita berjalan memotong striking peneplain yang terbentuk di atas suatu "ancient dolomite", kita akan terkagum-kagum melihat stream gravels yang luas, berkelok-kelok, dan membentuk tanggul-tanggul yang terproyeksi di atas peneplain tersebut, dan memotong secara discontinously, serta menyingkap di jalur-jalur meander sungai tua (former stream).
Sungai tua tersebut sebelumnya berupa “parit” yang memotong endapan dolomit, dimana lembahnya mengandung diamantiferous gravels (gravel-gravel yang mengandung intan). Daerah tersebut disusun oleh topography karst, drainase permukaannya telah hilang, dan dolomit plateau-nya yang mudah larut telah mengalami penurunan secara perlahan akibat pelarutan-pelapukan.
Akan tetapi, dolomit yang berada di bawah gravels lolos dari pelarutan dan tetap tinggal sebagai suatu punggungan (ridge), yang ditutupi oleh "diamantiferous gravels". Akumulasi intan pada daerah tersebut berada pada bagian bawah gravels dari punggungan tersebut.
Suatu kondisi yang termasuk unik adalah terbentuknya potholes dan sinkholes di bagian bawah, dan menjadi bagian dasar lembah tua (former valley), di mana gravel-gravel intan masuk ke dalamnya. Sebagian dari pockets yang ditemukan di daerah ini terbukti sangat kaya terhadap intan.
Gravel-gravel Lichtenburg di tahun 1927, yang merupakan tahun produksi terbesarnya, menghasilkan lebih dari 2.100.000 carats (420.000 gram) yang bernilai lebih dari $23.000.000; ini sebanding dengan kira-kira 2.300.000 carats (460.000) intan dari "diamond pipes" (sumber primernya) pada tahun yang sama.
Gravel-gravel diamantiferous di Belgian Congo, yang menghasilkan sekitar 2/3 produksi intan dunia, merupakan endapan stream gravels yang lebih dahulu ditemukan, di mana intannya kemungkinan berasal dari pelapukan pipa-pipa kimberlite, beberapa diantaranya juga telah ditemukan di Kongo. Kejadian yang sama kemungkinan terjadi juga pada gravel-gravel di daerah Angola.
Intan di Minas Geraes, Brazil ditemukan dalam gravel-gravel yang berasal dari batuan konglomerat yang mencirikan terkonsentrasinya endapan placer yang sumber batuannya belum diketahui secara pasti. Endapan Carbonado di Bahia, Brazil terbukti secara genetis berasal dari gravel-gravel sungai modern, menghasilkan intan yang sangat bagus digunakan sebagai intan pemboran (mata bor).