Apa itu Batu Rijang ?
Batu rijang atau Batuapi adalah batuan sedimen mikrokristalin atau kriptokristalin yang tersusun atas silikon dioksida (SiO2) dengan permukaan yang licin (glassy). Rijang dapat terbentuk sebagai nodul, massa konkresi, dan deposit berlapis. Serpihan rijang dengan pecahan konkoidal sering menghasilkan bentuk yang tajam sehingga manusia pada zaman dahulu memanfaatkan batu rijang sebagai alat pemotong bahkan sebagai asesoris senjata tradisional.
Batu rijang disebut "batu api" karena jika dibenturkan dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering. Salah satu jenis batu rijang yang biasa disebut rijang merah atau jasper saat ini banyak dicari oleh pemburu batu akik untuk digunakan sebagai ornamen atau perhiasan.
Proses Pembentukan Batu Rijang
Rijang dapat terbentuk ketika mikrokristal silikon dioksida (SiO2) tumbuh dalam sedimen lunak yang akan menjadi batu gamping (batu kapur). Dalam sedimen tersebut, jumlah yang sangat besar dari mikrokristal silikon dioksida akan tumbuh menjadi nodul yang berbentuk tidak teratur atau konkresi silika terlarut terangkut oleh air ke sebuah lingkungan pengendapan.
Jika nodul-nodul atau konkresi tersebut bergabung dalam jumlah yang besar maka akan membentuk lapisan rijang dalam suatu massa sedimen. Rijang yang terbentuk dengan cara seperti ini dikategorikan sebagai batuan sedimen kimia. Beberapa silikon dioksida dalam rijang diperkirakan memiliki asal biologis.
Di beberapa tempat, baik itu di lingkungan pengendapan laut dalam maupun laut dangkal, terdapat diatom dan radiolaria yang hidup di air. Organisme ini memiliki cangkang kaca silika yang licin (glassy silica skeleton). Beberapa spons juga menghasilkan "spikula" yang terdiri dari silika.
Ketika organisme ini mati, skeleton silika mereka akan terlepas, larut, mengkristal, dan kemudian menjadi bagian dari nodul rijang atau lapisan rijang. Rijang yang terbentuk dengan cara ini bisa dianggap sebagai batuan sedimen biologis.
Komposisi Kimia dan Warna Rijang
Rijang sebagai nodul atau konkresi akan tumbuh dalam massa sedimen dimana pertumbuhan mereka dapat menggabungkan sejumlah besar sedimen disekitarnya sebagai inklusi. Inklusi ini dapat memberikan warna khas pada rijang tersebut.
Gambar bermacam-macam bentuk dan warna batu rijang. |
Rijang terbentuk dalam berbagai macam warna. Gradien warnanya berada di antara putih dan hitam atau antara krem dan coklat. Rijang berwarna hijau, kuning dan merah juga cukup umum dijumpai. Rijang yang berwarna gelap dapat dihasilkan dari inklusi sedimen atau bahan organik.
Nama "Flint" sering digunakan dalam referensi untuk batu rijang yang berwarna lebih gelap. Nama "Jasper" merupakan batu rijang yang berwarna kemerahan atau merah kecoklatan yang disebabkan oleh subsitusi oksida besi.
Kegunaan Batu Rijang
Sebenarnya batu rijang memiliki sangat sedikit manfaat. Namun, pada masa lalu rijang memiliki 2 sifat yang membuatnya sangat berguna yaitu sifat serpihannya yang berbentuk konkoidal dapat membentuk benda yang sangat tajam dan Sifat kekerasannya yang berada pada 7 Skala Mohs. Serpihan rijang yang patah akan cenderung mempertahankan ketajamannya karena rijang merukan batuan yang sangat keras, resisten, dan tahan lama.
Ribuan tahun yang lalu manusia telah menemukan sifat-sifat rijang tersebut dan menjadikannya sebagai sebuah peralatan bantu seperti pisau, panah, pencakar, dan kepala kapak. Berton-ton fragmen rijang ada di sekitar lokasi peninggalan sejarah dimana benda-benda seperti pisau, panah, pencakar, dan kepala kapak ditemukan. Hal ini menandakan terjadinya suatu kegiatan manufaktur konvensional pertama dalam sejarah peradaban manusia.
Dahulu rijang sangat sulit ditemukan, sehingga menyebabkan batuan ini merupakan komoditas yang berharga. Orang-orang pada masa lalu mengangkut dan menjual batu rijang dari sebuah lokasi yang sangat jauh.
Pada awal 8000 SM, orang-orang Inggris dan Perancis menggali lubang hingga 300 kaki jauh ke dalam lapisan batu gamping untuk menambang nodul rijang. Ini merupakan kegiatan penambangan tertua yang pernah ditemukan.
Batu rijang merah atau biasa disebut jasper memiliki banyak sekali variasi warna, dan motif. Hal ini menyebabkan jasper saat ini banyak diburu oleh para penggemar batu mulia untuk dijadikan ornament atau perhiasan. Rijang merupakan bahan yang sangat keras yang dapat menghasilkan percikan ketika dipukul terhadap baja. Panas dari hasil percikan ini digunakan untuk membuat api.
Beberapa jenis rijang yang termetamorfosa yang dikenal sebagai "novaculite", memiliki pori dan tekstur yang membuatnya berguna sebagai batu asah. Formasi "Arkansas Novaculite" merupakan formasi terkenal sebagai sumber batu asah kualitas tinggi dan produk "novaculite abrasif" terbaik di dunia.