Pengertian Batu Pasir
Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang mengikat butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel matriks lanau maupun lempung yang menempati ruang antar butiran pasir.Batu pasir adalah salah satu jenis batuan sedimen yang paling umum dan banyak ditemukan dalam cekungan sedimen di seluruh dunia. Batu pasir sering ditambang untuk digunakan sebagai bahan konstruksi. Di bawah permukaan, batu pasir sering berfungsi sebagai akuifer air tanah untuk atau sebagai reservoir gas dan minyak bumi.
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai batu pasir, sebaiknya perlu dipahami perbedaan istilah antara "Batu Pasir" dan "Pasir". Untuk seorang ahli geologi kata "pasir" pada batu pasir mengacu pada ukuran partikel butiran dalam batuan tersebut, dimana partikel atau butiran tersebut terdiri dari berbagai ukuran yaitu 1/16 mm - 2 mm. Sedangkan pengertian batu pasir adalah batuan yang tersusun atas butiran pasir.
Baca juga mengenai: Batu Konglomerat
Gambar batu pasir. |
Pelapukan dan Transportasi Pasir
Pasir biasanya tersusun atas partikel atau butiran mineral, batuan atau bahan organik yang telah berubah menjadi ukuran "pasir" oleh proses pelapukan dan terangkut ke suatu lingkungan pengendapan oleh media transportasi berupa air, angin atau es. Waktu dan jarak transportasi mereka mungkin singkat atau signifikan. Selama perjalanan butiran ini, akan selalu ditindaklanjuti oleh pelapukan kimia dan fisika.Jika pasir diendapkan dekat dengan sumber batuannya, komposisinya akan menyerupai batuan induknya. Namun, semakin lama waktu dan jarak yang memisahkan batuan sumber dari endapan pasirnya, komposisi tersebut akan signifikan berubah selama proses transportasi. Butiran yang terdiri dari bahan mudah lapuk akan diubah dan mineral atau partikel yang secara fisik lemah akan hilang atau hancur.
Apabila batuan granit adalah sumber bahan asli dari pasir, maka batu pasir akan tersusun atas butiran-butiran mineral dari hornblende, biotit, ortoklas dan kuarsa. Hornblende dan biotit yang paling rentan mengalami perubahan kimia dan fisika sehingga mereka akan tersingkir di tahap awal transportasi.
Ortoklas dan kuarsa akan bertahan lama karena ikatan kimia mereka lebih intens dan tidak rentan terhadap pembelahan (cleavege). Mineral kuarsa biasanya paling banyak membentuk butiran pasir, butiran-butiran kuarsa inilah yang akan membentuk batu pasir yang biasa kita sebut sebagai "batu pasir kuarsa".
Baca juga mengenai: Batu Breksi
Jenis Butiran, Deskripsi, dan Penamaan Batu Pasir
Butiran dalam batu pasir dapat terdiri dari mineral, batuan atau bahan organik. Besaran jumlah (persen) jenis butiran pasir tergantung pada sumber butirannya dan bagaimana mereka mengalami proses transportasi.Butiran mineral dalam batupasir biasanya tersusun atas kuarsa kadang-kadang bisa sangat tinggi jumlahnya (>90% SiO2). Hal ini disebebabkan karena butiran pasirnya telah mengalami transportasi yang berulang-ulang oleh media angin atau air, atau biasa dikatakan sebagai "mature". Butiran Pasir lainnya dapat mengandung sejumlah besar mineral feldspar dan jika mereka berasal dari batuan induk dengan kandungan kuarsa yang signifikan maka butiran pasir feldspar tersebut akan dikatakan "immature".
Pendeskripsian batu pasir secara umum (untuk orang awam) biasanya mengacu kepada jumlah persen bahan penyusun batu pasir (butiran mineral atau batuan, ataupun bahan organik). Sebagai contoh apabila dalam suatu batupasir dominan tersusun atas butiran mineral kuarsa maka biasa disebut batu pasir kuarsa atau pasir silika.
Apabila butiran dari batu pasir ada mengandung emas biasa disebut batu pasir emas, jika mengandung intan biasa disebut batu pasir intan. Sebenarnya istilah batu pasir emas dan batu pasir intan ini muncul karena keterdapatan mineral emas atau intan dalam sebuah batu pasir, atau bisa saja hanya sebagai pasir lepas yang mengandung butiran emas ataupun intan.
Seperti yang kita ketahui bahwa emas memiliki resistensi dan fleksibilitas yang tinggi, begitu juga intan. Inilah yang memungkinkan kedua mineral berharga ini tahan terhadap proses pelapukan kimia dan fisika selama proses transportasi berlangsung.
Secara spesifik deskripsi dan penamaan batu pasir akan mengacu atau berdasarkan batuan asalnya, berdasarkan kehadiran matriks lempungnya, dan berdasarkan komposisi butiran dalam batupasir tersebut. Penamaan batu pasir berdasarkan batuan asalnya sebagai contoh batupasir silisiklastik (butiran terigen), batupasir epiklastik, dan batupasir volkaniklasitik.
Penamaan batu pasir berdasarkan kehadiran matriks lempungnya sebagai contoh batupasir arenit dan batupasir wacke. Penamaan batu pasir berdasarkan komposisi butiran penyusunnya sebagai contoh batupasir arkose dan batupasir litik. Banyak klasifikasi batu pasir yang dibuat oleh para ahli, sebagai contoh klasifikasi pettijhon (1987), klasifikasi folk (1974), dan klasifikasi gilbert (1982).